Hanya Tuhan mengerti,
apa rasa ku tika ini,
rasa ingin menyorok,
lari daripada nyata,
kerna dunia nyata,
bikin jiwa luluh,
bikin semangat runtuh,
punah segala harapan,
tiada rasa gembira.
Hanya Tuhan mengerti,
ku diuji sebegini rupa,
adakah kifarah dosa?
adakah ujian bertali arus?
adakah kerna aku jahil?
adakah kerna aku terpilih?
ku tak bisa menerka,
maksud balik segala,
hikmah balik peristiwa,
hanya bergenang air mata.
Hanya Tuhan mengerti,
sendiri ku terasa tika ini,
seorang dirundung malang,
sendiri dilambung ombak,
seorang membelah badai,
apa mungkin terjadi,
lautan api bisa ku redah,
onak duri bisa ku harung,
sedang jiwa hancur luluh,
dimamah ulat cemburu,
dihimpit rasa bersalah,
diratah rasa kecewa.
Hanya Tuhan yang tahu,
sungguh ku berduka,
dalam sekelip mata,
segala berubah cerita,
tiada lagi pujian,
tinggal sumpah seranah,
punah segala harapan,
bak ditelan mati emak,
diluah mati bapa,
sungguh ku tak kuat.
Hanya Tuhan yang tahu,
betapa ku kesali apa terjadi,
betapa ku mengharap,
bisa undur kembali detik,
namun ku sedar,
tiap terjadi sudah terjadi,
tiada guna berduka,
tiada guna meratap,
hanya terus berjalan,
semoga nanti ku bahagia.
Hanya Tuhan yang tahu...
Hanya Tuhan yang tahu...
Hanya Tuhan yang tahu...
nukilan;
Cenderawasih Hijau
No comments:
Post a Comment