Monday 13 October 2014

MALAM 4

Ingin ku tulis
Surat untukMu
Luah isi terdalam
Betapa ku perih
Betapa ku penat
Namun ingin ku panjat
Syukur

Atas nikmat hidup.

MALAM 3

Tak pernah ku sesali
Jalan ku pilih
Walau penuh onak duri
Lembah hitam
Ajari aku
Jangan mengalah
Jangan putus asa

Ada harapan.

MALAM 1

Kalaulah
Bisa ku capai
Bintang di angkasa
Ingin ku beri padamu

Ibu ayah.

Saturday 4 October 2014

30

Semoga kita bisa
Temui jalan sendiri
Tak lagi bertembung
Kau adalah kau
Aku adalah aku.

26

Kemarahan yang dahsyat
Kerna peristiwa
Tak boleh bendung
Bak magma
Tertolak keluar
Bisakah menyubur?
Tanaman yang layu.

Wednesday 1 October 2014

24

Aku punya matlamat
Aku punya mimpi
Kernamu
Ku korban segala
Ku beri segala
Kerna engkau
Ku sayang sepenuh raga
Tak betah lepas kau pergi
Tak betah sendiri
Tanpamu.

GERIMIS

Telefon
Kasut
Dompet
Hilang
Begitu sahaja
Ku pasrah
Kehilanganmu
Meski jiwa bentak
Ratap nasib diri
Yang tak sudah 
Dirundung malang
Namun sinar pasti jelma
Pelangi selepas hujan
Muncul kala gerimis.

20

Ingin aku pinggir
Lari dari dunia
Serba tak adil
Serba pilu dan sepi
Namun aku tak bisa
Kerna tanggungjawab
Belum langsai.

Monday 29 September 2014

19


Kita punya banyak rasa
Kita punya banyak tanggungjawab
Tugas kita
Kita jawab
Tugas kita
Kita tanggung.

Sunday 21 September 2014

6

Rasa itu
Berkecamuk
Biarlah
Kerna tak kan
Pernah hilang
Keserabutan
Dalam sebuah

Kehidupan.

5

Ingin aku
Ke tebing
Menjerit
Biar tiada siapa dengar
Luah rasa terdalam
Rasa tak bisa ungkap
Biar aku menyingkir
Pergi mana
Tak siapa tahu
Tak siapa kisah
Aku sendiri
Dengan rasa
Kurang enakku
Dengan rasa

Kepelikanku.

4

Aku hidup
Dari hari ke hari
Bak pengemis
Tagih kasih orang
Aku hidup
Dari hari ke hari
Bak perompak
Curi hati dia
Daripada si pemilik
Aku hidup begitu

Sampai kapan.

3

Saat kau kucup aku
Aku terkedu
Cukup indah
Bersamamu
Aku rasa bahagia
Tapi tak bisa ku akui
Sejujurnya
Kerna kita bukan apa
Ku tak bisa beri harapan
Kau juga sama
Dan kau tahu itu
Namun kita bisa
Saling menyokong
Aku perlu kamu

Kamu perlu aku.

Wednesday 10 September 2014

GARAM

Kata orang
Orang lama
Lebih dulu makan garam
Namun tak makna apa
Andai orang lama
Berkuku besi
Berparuh helang
Mungkin mabuk
Terlebih garam.

Thursday 4 September 2014

HATI HINA

Aku ini hina
Dosa merata
Pelbagai gaya
Aku ini hina
Tak tertanggung
Segala beban
Tak tergalas
Tanggungjawab
Kerna hitam
Kerna kering
Sebuah hati.

PUNYA

Aku tahu
Aku bukan
Contoh unggul
Banyak salahku
Lemah merata
Namun kuharap
Peluang sentiasa ada
Kerna ku manusia
Yang punya jiwa
Yang punya impian.

Tuesday 29 July 2014

Monday 14 July 2014

HAKIKAT

Ingin sahaja
aku menyingkir
aku menyepi
namun ku tak bisa
untuk selama
kerna aku adalah aku
rasa tanggungjawab
fahami hakikat diri
fahami hakikat hidup.

Saturday 29 March 2014

JANGAN

Jangan samakan
aku dengan kau
kau bukan aku
aku bukan kau
aku cara aku
kau cara kau
kita beda
mungkin sama
tapi tak serupa.

TEMAN

Teman
aku tak bisa
bicara seperti dulu
senyum seperti dulu
pura-pura tiada apa
semua jauh beza
kau, aku, mereka
Biarkan! 
Redhakan!

Thursday 27 March 2014

MUJUR ADA 40 SEN

Apa ada pada 40 sen?

Mujur ada 40 sen
Di kala semua enak
Santap nasi kukus
Ratah buah burger
Hati seolah menjerit
Aku tiada apa!

Perut minta diisi
Dompet kulihat
Syiling perak
Mujur ada 40 sen!

Walau tak mewah
Ada jua rezekiku
Lapan paket kecil
Perisa epal
Buat pengalas perut
Tempat lempias serakah.

Mujur ada 40 sen
Kala insan bersantap
Aku pendam rasa
40 sen penyelamat

Rasa dan jiwa.

Monday 3 March 2014

Yang Terindah Hanya Sementara (Erra Fazira)


Setinggi seluas gunung dan lautan
Sejuta harapan dipertaruhkan
Beronak berliku jalan kulalui
Selagi berupaya kuteruskan
Alangkah sukarnya memadam bayangan masa silam
Di dalam keberanian terusik jua perasaan
Tidak hentinya memanjang dan semoga jiwa ini terus tabah
Sesungguhnya saat yang terindah hanyalah sementara
Yang terpahat di dalam diri hanya kenangan dan nestapa
Tak rela kuturutkan hati
Menyesali apa yang terjadi
Andainya begitu suratan yang tertulis diazali
Biarlah walaupun kusepi
Sedih pedih dikhianati
Aku kan tetap terus mengorak langkah perjalanan ini

RELAKAN JIWA (HAZAMA)

Kusangka hidupku
Selamanya kelam
Terbelenggu ikatan tanpa manisnya cinta

Memaksa diriku
Menapaki jalan
Arah yang tak pernah ku mahu dalam hatiku

Kini kau pun hadir
Memberi cahaya
Membangunkan ku dari suramnya mimpi ngeri

Menuntun hatiku ke palung asmara
Seakan ku hidup kembali dari matiku

Engkaulah cinta
Yang selama ini aku cari

Ku Relakan Jiwa
Tuk menjadi penghuni dalam sangkar hatimu
Kerna engkaulah nadi yang menghidupkan aku
Yang mampu melarutkian setiap sepi hatiku

Hati bukan untuk dimiliki
Tapi untuk dicinta dan mencintai
Kurelakan jiwaku padamu

Engkaulah cinta
Yang selama ini aku cari

Ku relakan jiwa
Tuk menjadi penghuni dalam sangkar hatimu
Kerna engkaulah nadi yang menhidupkan aku
Yang mampu melarutkan setiap sepi hatiku

Seandainya waktu
Tak pernah pertemukan aku dengan dirimu
Akan kubiarkan mati hatiku selamanya
Sehingga kau datang membangunkan aku


Saturday 1 March 2014

PUTERI SANTUBONG PUTERI SEJENJANG (KENALI PUTERI)

Puteri Santubong Puteri Sejenjang
Penjaga gunung negeri Sarawak
Manis sik ada dapat dilawan
Anak dak dewa turun kayangan

( syair )
Ooo... puteri santubong
Menenun kain... siang
Ooo... puteri sejenjang
Menumbuk padi... malam

Satu hari nya duak kelayi
Beranok-anok sik renti-renti
Sorang madah dirik bagus agik
Sorang sik ngalah sampei ke mati

Yalah kisah duak 'rang puteri
Suka kelayi setiap hari
Lalu disumpah raja kayangan
Menjadi gunung Negeri Sarawak

ULEK MAYANG (KENALI PUTERI)

Ulek mayang ku ulek
Ulek dengan jala jemala
Ulek mayang diulek
Ulek dengan tuannya puteri
Ulek mayang diulek
Ulek dengan jala jemala
Ulek mayang diulek
Ulek dengan puterinya dua

Puteri dua berbaju serong
Puteri dua bersanggol sendeng
Puteri dua bersubang gading
Puteri dua berselendang kuning
Umbok mayang diumbok
Umbok dengan jala jemala
Nok ulek mayang diulek
Ulek dengan puterinya empat

Puteri empat berbaju serong
Puteri empat bersanggol sendeng
Puteri empat bersubang gading
Puteri empat berselendang kuning
Umbok mayang diumbok
Umbok dengan jala jemala
Nok ulek mayang diulek
Ulek dengan puterinya enam

Puteri enam berbaju serong
Puteri enam bersanggol sendeng
Puteri enam bersubang gading
Puteri enam berselendang kuning
Umbok mayang diumbok
Umbok dengan jala jemala
Nok ulek mayang diulek
Ulek dengan puterinya tujuh

Puteri tujuh berbaju serong
Puteri tujuh bersanggol sendeng
Puteri tujuh bersubang gading
Puteri tujuh berselendang kuning
Umbok mayang diumbok
Umbok dengan jala jemala
Nok ulek mayang diulek
Ulek dengan tuannya puteri

Tuan puteri berbaju serong
Tuan puteri bersanggol sendeng
Tuan puteri bersubang gading
Tuan puteri berselendang kuning
Umbok mayang diumbok
Umbok dengan jala jemala
Nok ulek mayang diulek
Ulek dengan tuannya puteri

Ku tahu asal usul mu
Yang laut balik ke laut
Yang darat balik ke darat
Nasi berwarna hamba sembahkan
Umbok mayang ku umbok
Umbok dengan jala jemala
Pulih mayang ku pulih
Pulih balik sedia kala

Tuesday 25 February 2014

RAPUH (OPICK)


Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka
Tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan

Seribu mimpi berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Ku persembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidupku

Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah padaMu

Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintaiMu
Dalam dada ku harap hanya
Dirimu yang bertakhta

Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir padaMu

AKU BUKAN PILIHAN HATIMU (UNGU)

Jika memang diriku 
Bukan lah menjadi pilihan hatimu 
Mungkin sudah takdirnya 
Kau dan aku takkan mesti bersatu 


Harus slalu kau tau 
Kumencintamu disepanjang waktuku 
Harus slalu kau tau 
Semua abadi untuk slamanya 

Reff: 
Karena kuyakin cinta dalam hatiku 
Hanya milikmu sampai akhir hidupku 
Karena kuyakin disetiap hembus nafasku 
Hanya dirimu satu yang slalu kurindu 

Kembali *, reff

Monday 10 February 2014

Odei Anak

Hai anak nokeiloh ko idaah
Nosusah moti yamamu megentian dika
Odei anak nokeiloh ko idaah
Nosusah tomod yamamu minaganak dika

Namun kelahiranmu adalah penghibur hati
Dibelai dan dimanja setiap hari
Di malam hari tidur tak berwaktu
Tapi tak mengapa kerana kau disayangi

Wahai anak apakah kau mengerti
Betapa deritanya ibu yang mengandung
Aduhai anak apakah engkau tahu
Alangkah deritanya ibu melahirkanmu

Hari-hari sudah pun berlalu
Usiamu makin bertambah
Seorang ibu sudah semakin tua
Namun terus berkorban untuk sesuap rezeki
Agar sempurna hari depanmu

Kini kau dewasa ibumu telah pergi
Waktu yang berlalu seakan memanggil
Sudahkah kau curahkan kasih sayangmu
Apakah terbalas segala jasanya
Surga itu di bawah tapak kakinya

Hanyalah anak-anak yang sholeh
Bisa memberikan kasih sayangnya
Hanyalah anak-anak yang sholeh
Bisa mendoakan hari akhiratmu

ANAK

Semasa engkau dilahirkan
Kau pun sudah satu impian
Impian nyata kurnia Illahi

Engkau anak istimewa
Kebahagian ibu ayah
Bila menangis dan juga tertawa

Hai anak kau tak mengerti
Betapa mulia pengorbanan mereka
Memberikan kasih-sayang
Agar dapat menikmati dunia

Masa silih berganti
Kau membesar tak dikenali
Cepat sungguh kau pandai bicara

Apa yang telah terjadi
Pada mereka kau derhaka
Mengapa begitu apakah salahnya

Hai anak kau tak mengerti
Betapa mulia pengorbanan mereka
Memberikan kasih-sayang
Agar dapat menikmati dunia

Kini kau telah tersesat
Hilang diri dan pedoman
Tak seorang pun mengambil peduli

Dan kini engkau menangis
Ibu ayah menghampiri
Walau engkau telah terpesong jauh

Hai anak kau tak mengerti
Betapa mulia pengorbanan mereka
Memberikan kasih-sayang
Agar dapat menikmati dunia

Hai anak kau tak mengerti
Betapa mulia pengorbanan mereka
Memberikan kasih-sayang
Agar dapat menikmati dunia

AYAH IBU ANAK

Rarare rare rare ra
Rarare rare rare ra
Rarare rara rera rara rare rara

Janganlah engkau menangis lagi
Yakinkan aman ibu di sisi
Wahai intan seluruh raga
Hadirmu membawa seribu warna

Kini kau lupakan ibu
Lupakan juga ayahmu
Mengapa kau begitu
Setelah sinar kau ketemu

Tidakkah kau kasihan
Ibumu sendirian
Di sini bukan syurga
Patut kau campakkan

Ayah, ayah jerit kecilmu
Setia bersila di bendul pintumu
Tangis tawa bukanlah duka
Jadi ingatan mengusik jiwa 

JASA BONDA

Di saat kau lena dia berjaga
Kau bersenang dia bekerja
Untuk mu tiada terbatas
Memberi tidak minta dibalas
Ingin dibinanya untuk mu
Kehidupan yang sempurna
Punya kekuatan jiwa
Punyai maruah

( 1 )
Leterannya dari rasa luhur
Menegur sebelum terlanjur
Itulah yang diwarisi
Pesan ibu terpahat di hati
Beringat-ingatlah berpesan pesan
Untuk kebaikan
Marah bukan kebencian
Tapi tanda sayang

( 2 )
Engkau semakin dewasa
Berjiwa merdeka
Sedang dia semakin tua
Membilang usia
Di saat kau berjaya
Dia tiada berdaya
Semoga kau tak lupa
Jasa bonda
( ulang 2 & 1 )

Sunday 26 January 2014

BALQIS (SITI NURHALIZA/ UNIC)

BALQIS (UNIC)

Engkaulah ratu di mahligai permata
Istana bayangan syurga
Harta dan takhta mengaburi mata
Tersesat dikau diterang cahaya

Langsung tidak kau endah kata bicara
Utusan hud hud yang benar
Seruan mengajakmu taat Yang Esa
Tinggalkan menyembah Tuhan Sang Suria

Balqis, 
Kau bijak dalam menilai dan membuat pemilihan
Diantara yang sementara dan yang kekal buat selamanya
Keindahan dunia yang hanya pinjaman untuk seketika
Atau kebahagiaan hidup di akhirat yang dijanjikanNya

Tak perlu kau singkapi labuhan kainmu
Ketika kau melangkah ke istana Sulaiman
Bukannya air yang kau pijak tapi kaca
Terpedaya dikau dek kemilauan sinarnya

Hanya sekelip mata mahligai pun beralih
Abid memindahkannya tanpa kau sedari
kebijaksanaan Sulaiman telah merubahi sekeping hati
Akhirnya Balqis akur jua akan kelemahan pada diri

Kau kutip iktibar dari apa yang telah engkau lalui
Menjadikan kau isteri yang taat kepada seorang nabi
Pangkat dan jua harta tak menggambar bahagia
Cantik dan keayuan wajah kan pudar akhirnya

Kemiskinan didunia tak bererti kau terhina
Itu hanya dipandangan mata
Kemewahan tak bermakna hidupmu akan sentosa
Kesempurnaan Tuhan menilainya.




BALQIS (SITI NURHALIZA)

Biar apa pun rupa yang terbina
Takkan gentar merela kehendaknya
Terdengarlah bicara tersembunyi
Yang tertebar di langit dan di bumi
Siapakah yang mampu menundukkan bayu
Siapakah yang tahu hanya ada satu
Turut titah setia ratu kota
Lirik mata yang cerah bak sahmura
Singgahsana nan indah tak terperi
Halus santunnya wajah bidadari
Siapa yang mengutus surat keajaiban
Siapa yang menghunus rebah di pelukan
Lai lai lai lai lai lai lai lai lai lai
Bisakah jelita luruh kuasa
Lai lai lai lai lai lai lai lai lai lai
Terpukau hatinya demi sakti kurnia
Laksana terkalam tiada diilham
Segala ternyata hanya sekelip mata (Syahadah)
Terpedaya istana kaca
Terkesima kata mulia
Seribu utusan
Mahkota hiasan
Membingkis berita
Damaikan dua kota
Agungnya… suara… sucinya… sang cinta…
Bertemu di alam pesona
Bersatu di dalam cahaya
Semilah… bermadah… kasihnya…
Di puncak singgahsana (Syahadah)